Pendahuluan
Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) merupakan mata pelajaran fundamental yang bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan membaca, menulis, dan memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar. Di jenjang SMP, khususnya kelas IX semester 1, materi BTQ semakin mendalam, mencakup tajwid yang lebih kompleks, penulisan ayat yang benar, hingga pemahaman makna dasar dari surah-surah pilihan. Artikel ini akan menyajikan contoh-contoh soal yang relevan dengan materi BTQ kelas IX semester 1, beserta pembahasan jawabannya secara rinci. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai jenis-jenis soal yang mungkin dihadapi dan cara menjawabnya secara tepat, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri dalam menghadapi penilaian.
Outline Artikel:
- Pendahuluan
- Pentingnya BTQ
- Fokus Kelas IX Semester 1
- Tujuan Artikel
- Bagian I: Tajwid Tingkat Lanjut
- Pengenalan Tajwid
- Contoh Soal 1: Hukum Nun Sukun dan Tanwin
- Contoh Soal 2: Hukum Mim Sukun
- Contoh Soal 3: Hukum Mad
- Contoh Soal 4: Hukum Lam Ta’rif
- Contoh Soal 5: Hukum Qolqolah
- Bagian II: Menulis Ayat Al-Qur’an
- Pentingnya Penulisan yang Benar
- Contoh Soal 6: Penulisan Huruf Sambung
- Contoh Soal 7: Penulisan Harakat dan Tanda Baca
- Contoh Soal 8: Menyusun Potongan Ayat
- Bagian III: Pemahaman Makna Dasar Surah Pilihan
- Fokus pada Surah Pendek
- Contoh Soal 9: Menghafal dan Memahami Surah Al-Falaq
- Contoh Soal 10: Menghafal dan Memahami Surah An-Nas
- Contoh Soal 11: Menghafal dan Memahami Surah Al-Ikhlas
- Bagian IV: Uji Pemahaman Terpadu
- Menggabungkan Aspek Tajwid, Penulisan, dan Makna
- Contoh Soal 12: Soal Pilihan Ganda Terpadu
- Penutup
- Pesan Motivasi
- Tips Belajar Efektif
Bagian I: Tajwid Tingkat Lanjut
Tajwid adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan dan benar) agar bacaan sesuai dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di kelas IX semester 1, materi tajwid yang dibahas biasanya meliputi hukum-hukum yang lebih mendetail dari bab-bab sebelumnya, seperti Nun Sukun dan Tanwin, Mim Sukun, Mad, Lam Ta’rif, dan Qolqolah.
Contoh Soal 1: Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Hukum Nun Sukun dan Tanwin terbagi menjadi empat bagian: Idzhar, Idgham Bigunnah, Idgham Bilaghunnah, dan Iqlab.
Soal:
Identifikasikan hukum bacaan Nun Sukun dan Tanwin pada lafal-lafal berikut, serta sebutkan alasannya!
a. مِنْ أَمِينٍ (min amīnin)
b. وَلَكِنْ رَسُولُ (walākin rasūlu)
c. سَمِيعٌ عَلِيمٌ (samī‘un ‘alīmun)
d. مِنْ رَبِّهِمْ (min rabbihim)
e. تَنْبِتُ (tanbutu)
Jawaban dan Pembahasan:
a. مِنْ أَمِينٍ (min amīnin)
- Hukum Bacaan: Idzhar Halqi
- Alasan: Nun sukun bertemu dengan huruf hamzah (ء), yang merupakan salah satu huruf idzhar. Cara membacanya adalah dengan jelas tanpa dengung.
b. وَلَكِنْ رَسُولُ (walākin rasūlu)
- Hukum Bacaan: Idgham Bilaghunnah
- Alasan: Nun sukun bertemu dengan huruf ra (ر), yang merupakan salah satu huruf idgham bilaghunnah. Cara membacanya adalah dengan memasukkan nun sukun ke huruf ra tanpa dengung.
c. سَمِيعٌ عَلِيمٌ (samī‘un ‘alīmun)
- Hukum Bacaan: Idzhar Halqi
- Alasan: Tanwin (kasratain) bertemu dengan huruf ‘ain (ع), yang merupakan salah satu huruf idzhar. Cara membacanya adalah dengan jelas tanpa dengung.
d. مِنْ رَبِّهِمْ (min rabbihim)
- Hukum Bacaan: Idgham Bigunnah
- Alasan: Nun sukun bertemu dengan huruf ra (ر). Namun, dalam kasus ini, terdapat huruf ‘ya’ (ي) yang tersirat di antara nun dan ra, atau bisa juga merujuk pada lafal lain yang serupa. Untuk lafal ini secara spesifik, jika langsung nun sukun bertemu ra, maka idgham bilaghunnah. Jika ada konteks lain atau lafal yang berbeda, maka idgham bigunnah jika bertemu huruf ي, ن, م, و. Perbaikan: Untuk lafal ‘min rabbihim’ secara langsung, nun sukun bertemu ra, maka hukumnya adalah Idgham Bilaghunnah.
e. تَنْبِتُ (tanbutu)
- Hukum Bacaan: Iqlab
- Alasan: Tanwin (dhammahtain) bertemu dengan huruf ba (ب). Cara membacanya adalah dengan mengganti bunyi tanwin menjadi mim sukun yang disertai dengung, lalu bertemu huruf ba.
Contoh Soal 2: Hukum Mim Sukun
Hukum Mim Sukun terbagi menjadi tiga: Idzhar Syafawi, Idgham Mutamatsilain, dan Ikhfa’ Syafawi.
Soal:
Jelaskan hukum bacaan Mim Sukun pada lafal-lafal berikut dan berikan contohnya dari Al-Qur’an jika memungkinkan!
a. وَلَهُمْ عَذَابٌ (wa lahum ‘adzābun)
b. أَمْ بَلْ (am bal)
c. عَلَيْهِمْ غَيْرِ (‘alayhim ghayri)
d. كُنْتُمْ بِهِ (kuntum bihi)
e. تَجْعَلُ لَنَا (taj‘alu lanā)
Jawaban dan Pembahasan:
a. وَلَهُمْ عَذَابٌ (wa lahum ‘adzābun)
- Hukum Bacaan: Idzhar Syafawi
- Alasan: Mim sukun bertemu dengan huruf ‘ain (ع), yang bukan huruf idgham mutamatsilain maupun ikhfa’ syafawi. Cara membacanya adalah dengan jelas tanpa dengung.
- Contoh dalam Al-Qur’an: وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ (QS Al-Fatihah: 7) – pada lafal ‘alayhim ghayri’.
b. أَمْ بَلْ (am bal)
- Hukum Bacaan: Ikhfa’ Syafawi
- Alasan: Mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi mim menjadi suara antara mim dan nun disertai dengung, sebelum mengucapkan huruf ba.
- Contoh dalam Al-Qur’an: يُحْيِ الْمَوْتَىٰ (QS Yasin: 12) – pada lafal ‘yuhyi lmauta’. Perbaikan: Contoh yang lebih tepat untuk Ikhfa’ Syafawi adalah lafal seperti ‘a’m bilā’. Lafal ‘am bal’ juga merupakan contohnya.
c. عَلَيْهِمْ غَيْرِ (‘alayhim ghayri)
- Hukum Bacaan: Idzhar Syafawi
- Alasan: Mim sukun bertemu dengan huruf ghain (غ), yang merupakan salah satu huruf idzhar. Cara membacanya adalah dengan jelas tanpa dengung.
- Contoh dalam Al-Qur’an: (Sudah disebutkan di poin a)
d. كُنْتُمْ بِهِ (kuntum bihi)
- Hukum Bacaan: Ikhfa’ Syafawi
- Alasan: Mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi mim disertai dengung.
- Contoh dalam Al-Qur’an: أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى (QS Al-Baqarah: 5) – pada lafal ‘ulā’ika ‘alā’. Perbaikan: Contoh yang tepat untuk Ikhfa’ Syafawi adalah lafal seperti ‘kuntum bilā’. Lafal ‘kuntum bihi’ juga merupakan contohnya.
e. تَجْعَلُ لَنَا (taj‘alu lanā)
- Hukum Bacaan: Idzhar Syafawi
- Alasan: Mim sukun bertemu dengan huruf lam (ل), yang merupakan salah satu huruf idzhar. Cara membacanya adalah dengan jelas tanpa dengung.
- Contoh dalam Al-Qur’an: وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ (QS Al-Baqarah: 246) – pada lafal ‘wa qāla lahum nabiyyuhum’.
Contoh Soal 3: Hukum Mad
Mad adalah bacaan panjang. Hukum Mad terbagi menjadi Mad Thabi’i, Mad Wajib Muttasil, Mad Jaiz Munfashil, Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal, Mad Lazim Harfi Mukhaffaf, dan lain-lain. Untuk kelas IX, fokus biasanya pada beberapa jenis mad yang umum.
Soal:
Tentukan jenis hukum Mad pada lafal-lafal berikut dan sebutkan panjang bacaannya!
a. قَالَ (qāla)
b. جَاءَ إِلَى (jā’a ilā)
c. الصَّآلِحَاتِ (ash-shāliḥāti)
d. أَوَلَمْ يَرَوْا (a wa lam yaraw)
e. حم (ḥa-mīm)
Jawaban dan Pembahasan:
a. قَالَ (qāla)
- Jenis Mad: Mad Thabi’i
- Panjang Bacaan: 2 harakat
- Alasan: Fathah bertemu alif (ا).
b. جَاءَ إِلَى (jā’a ilā)
- Jenis Mad: Mad Jaiz Munfashil
- Panjang Bacaan: 2, 4, atau 5 harakat
- Alasan: Mad Thabi’i (pada ‘jā’a’) bertemu hamzah (ء) dalam kalimat yang berbeda (huruf setelahnya adalah ‘ilā’).
c. الصَّآلِحَاتِ (ash-shāliḥāti)
- Jenis Mad: Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal
- Panjang Bacaan: 6 harakat
- Alasan: Huruf mad (alif) bertemu dengan tasydid pada satu kata.
d. أَوَلَمْ يَرَوْا (a wa lam yaraw)
- Jenis Mad: Mad Thabi’i
- Panjang Bacaan: 2 harakat
- Alasan: Fathah bertemu wau sukun (و) yang didahului dhammah. Perbaikan: Pada lafal ‘yaraw’, wau sukun didahului fathah, sehingga ini adalah Mad Thabi’i.
e. حم (ḥa-mīm)
- Jenis Mad: Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
- Panjang Bacaan: 6 harakat
- Alasan: Huruf muqatta’at (terputus) yang terdiri dari dua huruf, di mana huruf pertama (ha) dibaca mad thabi’i, dan huruf kedua (mim) dibaca mad lazim.
Contoh Soal 4: Hukum Lam Ta’rif
Lam Ta’rif (ال) terbagi menjadi dua: Lam Syamsiyah dan Lam Qomariyah.
Soal:
Tentukan hukum Lam Ta’rif pada lafal yang digarisbawahi berikut dan sebutkan alasannya!
a. الشَّمْسُ مشرقة (asy-syamsu musyriqah)
b. الْقَمَرُ بدر (al-qamaru badrun)
c. النُّجُومُ لامعة (an-nujūmu lāmi‘ah)
d. الْأَرْضُ واسعة (al-arḍu wāsi‘ah)
Jawaban dan Pembahasan:
a. الشَّمْسُ (asy-syamsu)
- Hukum Bacaan: Lam Syamsiyah
- Alasan: Lam ta’rif bertemu dengan huruf syamsiyah (syin – ش), yang memiliki tasydid. Lam tidak dibaca, melainkan dilebur ke huruf syin.
b. الْقَمَرُ (al-qamaru)
- Hukum Bacaan: Lam Qomariyah
- Alasan: Lam ta’rif bertemu dengan huruf qomariyah (qaf – ق). Lam dibaca dengan jelas.
c. النُّجُومُ (an-nujūmu)
- Hukum Bacaan: Lam Syamsiyah
- Alasan: Lam ta’rif bertemu dengan huruf syamsiyah (nun – ن), yang memiliki tasydid. Lam tidak dibaca.
d. الْأَرْضُ (al-arḍu)
- Hukum Bacaan: Lam Qomariyah
- Alasan: Lam ta’rif bertemu dengan huruf qomariyah (hamzah – ء). Lam dibaca dengan jelas.
Contoh Soal 5: Hukum Qolqolah
Qolqolah adalah memantulkan bunyi huruf-huruf tertentu yang bersukun. Huruf Qolqolah ada lima: ق، ط، ب، ج، د (disingkat Quthbu Jad). Qolqolah terbagi menjadi Qolqolah Sugra dan Qolqolah Kubra.
Soal:
Identifikasikan huruf Qolqolah pada lafal-lafal berikut, tentukan apakah termasuk Qolqolah Sugra atau Kubra, dan berikan alasannya!
a. أَحَدٌ (aḥadun)
b. مُحِيطٌ (muḥīṭun)
c. اِقْرَأْ (iqra’)
d. الْحَقُّ (al-ḥaqqu)
e. تَعْبُدُونَ (ta‘budūna)
Jawaban dan Pembahasan:
a. أَحَدٌ (aḥadun)
- Huruf Qolqolah: Dal (د)
- Jenis: Qolqolah Sugra
- Alasan: Huruf dal sukun berada di tengah lafal dan dibaca jelas.
b. مُحِيطٌ (muḥīṭun)
- Huruf Qolqolah: Tha’ (ط)
- Jenis: Qolqolah Sugra
- Alasan: Huruf tha’ sukun berada di tengah lafal dan dibaca jelas.
c. اِقْرَأْ (iqra’)
- Huruf Qolqolah: Qaf (ق)
- Jenis: Qolqolah Sugra
- Alasan: Huruf qaf sukun berada di tengah lafal dan dibaca jelas.
d. الْحَقُّ (al-ḥaqqu)
- Huruf Qolqolah: Qaf (ق)
- Jenis: Qolqolah Kubra
- Alasan: Huruf qaf sukun berada di akhir lafal dan dibaca dengan pantulan yang lebih kuat.
e. تَعْبُدُونَ (ta‘budūna)
- Huruf Qolqolah: Ba’ (ب)
- Jenis: Qolqolah Sugra
- Alasan: Huruf ba’ sukun berada di tengah lafal dan dibaca jelas.
Bagian II: Menulis Ayat Al-Qur’an
Kemampuan menulis ayat Al-Qur’an dengan benar merupakan keterampilan penting yang diajarkan dalam BTQ. Ini mencakup penulisan huruf sambung yang tepat, penggunaan harakat, dan tanda baca yang sesuai.
Contoh Soal 6: Penulisan Huruf Sambung
Soal:
Tuliskan kembali lafal-lafal berikut dalam bentuk tulisan Arab yang benar dengan memperhatikan penyambungan hurufnya!
a. بسم الله
b. الحمد لله
c. الرحمن الرحيم
d. مالك يوم الدين
Jawaban dan Pembahasan:
a. بسم الله
- Tulisan Arab: بِسْمِ اللهِ
- Penjelasan: Huruf ‘ba’ disambung dengan ‘sin’, ‘sin’ disambung dengan ‘mim’. Kemudian, ‘mim’ tidak disambung dengan ‘lam’ pada ‘Allah’ karena ada pemisahan dalam penulisan lafal jalalah, namun ‘sin’ pada ‘bismillah’ disambung dengan ‘lam’ pada ‘Allah’.
b. الحمد لله
- Tulisan Arab: اَلْحَمْدُ لِلهِ
- Penjelasan: ‘Alif lam’ ditulis terpisah. ‘Ha’ disambung dengan ‘mim’. ‘Mim’ disambung dengan ‘dal’. ‘Lam’ pada ‘lil’ disambung dengan ‘lam’ pada ‘Allah’.
c. الرحمن الرحيم
- Tulisan Arab: اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Penjelasan: ‘Alif lam’ pada ‘Ar-Rahman’ adalah syamsiyah, sehingga ‘lam’ tidak dibaca dan dilebur ke ‘ra’ yang bertasydid. ‘Ra’ disambung dengan ‘ha’. ‘Ha’ disambung dengan ‘mim’. ‘Mim’ disambung dengan ‘nun’ yang berharakat fathah tanwin. Pada ‘Ar-Rahim’, ‘alif lam’ syamsiyah, ‘ra’ disambung ‘ha’, ‘ha’ disambung ‘ya’, ‘ya’ disambung ‘mim’ yang berharakat kasrah tanwin. Perhatikan adanya mad pada ‘rahman’ dan ‘rahim’.
d. مالك يوم الدين
- Tulisan Arab: مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
- Penjelasan: ‘Mim’ disambung dengan ‘lam’ yang berharakat kasrah. ‘Lam’ disambung dengan ‘kaf’ yang berharakat kasrah. ‘Kaf’ tidak disambung dengan ‘ya’ pada ‘yaum’ karena terpisah. ‘Ya’ disambung ‘wau’. ‘Wau’ disambung ‘mim’. ‘Mim’ disambung ‘ya’. ‘Ya’ disambung ‘dal’ pada ‘din’. ‘Dal’ disambung ‘ya’ dan ‘nun’. Perhatikan adanya mad pada ‘malik’ dan ‘din’.
Contoh Soal 7: Penulisan Harakat dan Tanda Baca
Soal:
Tuliskan lafal-lafal berikut dengan harakat dan tanda baca yang benar!
a. إِنَّ اللهَ
b. رَبُّ العَالَمِينَ
c. مَنْ آمَنَ
d. مَا أَنْزَلْنَا
Jawaban dan Pembahasan:
a. إِنَّ اللهَ
- Tulisan Arab: إِنَّ اللهَ
- Penjelasan: ‘Alif’ berharakat kasrah, diikuti ‘nun’ bertasydid yang berharakat fathah. ‘Lam’ pada ‘Allah’ bertasydid dan berharakat fathah, diikuti ‘ha’ berharakat fathah.
b. رَبُّ العَالَمِينَ
- Tulisan Arab: رَبُّ الْعَالَمِينَ
- Penjelasan: ‘Ra’ berharakat fathah, diikuti ‘ba’ berharakat dhammah. ‘Alif lam’ qomariyah, ‘lam’ berharakat sukun. ‘Ain’ berharakat fathah, diikuti ‘lam’ berharakat fathah. ‘Lam’ disambung ‘mim’ berharakat kasrah. ‘Mim’ disambung ‘ya’ berharakat kasrah. ‘Ya’ disambung ‘nun’ berharakat kasrah tanwin.
c. مَنْ آمَنَ
- Tulisan Arab: مَنْ آمَنَ
- Penjelasan: ‘Mim’ berharakat fathah, diikuti ‘nun’ berharakat sukun. Kemudian ‘alif’ berharakat fathah, diikuti ‘hamzah’ berharakat mad (panjang). ‘Hamzah’ disambung dengan ‘mim’ berharakat fathah. ‘Mim’ disambung dengan ‘nun’ berharakat fathah. ‘Nun’ disambung dengan ‘alif’ berharakat fathah.
d. مَا أَنْزَلْنَا
- Tulisan Arab: مَا أَنْزَلْنَا
- Penjelasan: ‘Mim’ berharakat fathah, diikuti ‘alif’ berharakat fathah (Mad Thabi’i). Kemudian ‘hamzah’ berharakat dhammah, diikuti ‘nun’ berharakat sukun. ‘Nun’ disambung dengan ‘zay’ berharakat fathah. ‘Zay’ disambung dengan ‘alif’ berharakat fathah. ‘Alif’ disambung dengan ‘lam’ berharakat fathah. ‘Lam’ disambung dengan ‘nun’ berharakat fathah. ‘Nun’ disambung dengan ‘alif’ berharakat fathah.
Contoh Soal 8: Menyusun Potongan Ayat
Soal:
Susunlah potongan-potongan ayat berikut menjadi urutan yang benar!
a. لِتُبْلُغُوا الْأَجَلَ وَلِتُكْمِلُوا
b. إِنَّ عَدَدَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
c. بِالْحَقِّ وَأَنْزَلَ
Jawaban dan Pembahasan:
a. Potongan ini berasal dari surah Al-Baqarah ayat 185. Urutan yang benar adalah:
- إِنَّ عَدَدَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا (b)
- فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (ayat ini tidak ada dalam pilihan)
- Lafal yang diberikan lebih dekat ke ayat 184 atau konteks lain. Mari kita fokus pada penyusunan potongan yang diberikan.
b. Potongan (b) adalah awal dari Surah At-Taubah ayat 36.
c. Potongan (c) adalah kelanjutan dari ayat di atas.
Jika diasumsikan potongan-potongan tersebut berasal dari satu konteks, maka urutan yang paling logis adalah:
- إِنَّ عَدَدَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا (b)
- بِالْحَقِّ وَأَنْزَلَ (c) – ini mungkin kelanjutan dari ayat lain atau merupakan keliru dalam penyusunan soal.
- لِتُبْلُغُوا الْأَلَجَلَ وَلِتُكْمِلُوا (a) – ini adalah kelanjutan dari konteks lain, seperti tentang iddah.
Revisi Soal 8 agar lebih koheren:
Soal Revisi 8:
Susunlah potongan-potongan ayat berikut menjadi urutan yang benar untuk membentuk satu ayat utuh!
a. لِتُبْلُغُوا الْأَجَلَ وَلِتُكْمِلُوا
b. بِالْحَقِّ
c. وَأَنْزَلَ
Jawaban dan Pembahasan Revisi 8:
Potongan-potongan ini tidak membentuk satu ayat yang utuh secara langsung. Namun, jika kita mencoba menyusunnya berdasarkan kemungkinan ayat Al-Qur’an:
- Potongan (a) dapat merujuk pada ayat tentang iddah (masa tunggu wanita yang ditinggal mati suami atau bercerai), misalnya QS Al-Baqarah 234 atau QS At-Talaq 4.
- Potongan (c) ‘wa anzalna’ (dan Kami turunkan) adalah frasa umum dalam Al-Qur’an.
- Potongan (b) ‘bil haqqi’ (dengan kebenaran) juga sering muncul.
Jika kita menganggap soal ini menguji pemahaman tentang bagaimana potongan ayat bisa digabungkan, maka urutan logis untuk membentuk kalimat yang gramatikal adalah:
- وَأَنْزَلَ (c)
- بِالْحَقِّ (b)
- لِتُبْلُغُوا الْأَجَلَ وَلِتُكْمِلُوا (a)
Ini akan membentuk frasa seperti "Dan Kami turunkan dengan kebenaran agar kamu mencapai batas waktu dan melengkapi…" (yang merupakan awal dari ayat yang lebih panjang).
Bagian III: Pemahaman Makna Dasar Surah Pilihan
Kelas IX semester 1 biasanya mencakup penghafalan dan pemahaman makna dasar dari surah-surah pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
Contoh Soal 9: Menghafal dan Memahami Surah Al-Falaq
Soal:
a. Tuliskan lafal Surah Al-Falaq dengan benar.
b. Jelaskan makna dasar dari Surah Al-Falaq!
Jawaban dan Pembahasan:
a. Lafal Surah Al-Falaq:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1)
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2)
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3)
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4)
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)
b. Makna Dasar Surah Al-Falaq:
Surah Al-Falaq adalah surah Makkiyah yang terdiri dari 5 ayat. Surah ini memerintahkan Rasulullah SAW untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam (Rabbul Falaq). Perlindungan ini diminta dari segala macam keburukan, yaitu:
- Keburukan ciptaan Allah secara umum.
- Keburukan malam yang gelap gulita saat ia datang.
- Keburukan wanita-wanita penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).
-
Keburukan orang-orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya.
Inti dari surah ini adalah memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai macam keburukan yang nyata maupun yang tersembunyi, baik yang berasal dari makhluk maupun dari diri sendiri.
Contoh Soal 10: Menghafal dan Memahami Surah An-Nas
Soal:
a. Tuliskan lafal Surah An-Nas dengan benar.
b. Jelaskan makna dasar dari Surah An-Nas!
Jawaban dan Pembahasan:
a. Lafal Surah An-Nas:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1)
مَلِكِ النَّاسِ (2)
إِلَٰهِ النَّاسِ (3)
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4)
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
b. Makna Dasar Surah An-Nas:
Surah An-Nas adalah surah Makkiyah yang terdiri dari 6 ayat. Surah ini juga merupakan surah perintah untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT, namun kali ini perlindungan diminta dari Tuhan seluruh manusia (Rabbun Nas), Raja seluruh manusia (Malikin Nas), dan Tuhan yang disembah oleh seluruh manusia (Ilahin Nas). Perlindungan khusus diminta dari keburukan:
- Bisikan-bisikan jahat (waswas) dari setan yang bersembunyi (khannas).
-
Bisikan-bisikan yang masuk ke dalam dada manusia, baik bisikan itu berasal dari golongan jin maupun dari golongan manusia.
Surah ini mengajarkan bahwa sumber kejahatan yang paling halus dan berbahaya adalah bisikan setan yang berusaha menyesatkan manusia. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah, Sang Penguasa Mutlak, dari segala macam godaan.
Contoh Soal 11: Menghafal dan Memahami Surah Al-Ikhlas
Soal:
a. Tuliskan lafal Surah Al-Ikhlas dengan benar.
b. Jelaskan makna dasar dari Surah Al-Ikhlas!
Jawaban dan Pembahasan:
a. Lafal Surah Al-Ikhlas:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (1)
اللهُ الصَّمَدُ (2)
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3)
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
b. Makna Dasar Surah Al-Ikhlas:
Surah Al-Ikhlas adalah surah Makkiyah yang terdiri dari 4 ayat. Surah ini merupakan inti ajaran tauhid, yaitu keesaan Allah SWT.
- Ayat 1: "Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa." Menegaskan bahwa Allah itu satu, tidak ada sekutu bagi-Nya.
- Ayat 2: "Allah adalah Ash-Shamad." Ash-Shamad memiliki banyak makna, di antaranya adalah Allah adalah Tuhan yang Maha Dibutuhkan oleh segala sesuatu, sementara Dia tidak membutuhkan sesuatu apapun. Dia adalah tempat bergantung semua makhluk.
- Ayat 3: "Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan." Menegaskan bahwa Allah terbebas dari segala bentuk hubungan kekeluargaan, seperti beranak atau diperanakkan, karena hal itu merupakan sifat makhluk.
-
Ayat 4: "Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." Menegaskan bahwa tidak ada satupun makhluk yang menyerupai atau sepadan dengan Allah SWT dalam Dzat, Sifat, maupun perbuatan-Nya.
Secara keseluruhan, Surah Al-Ikhlas adalah penegasan keesaan Allah yang mutlak, menolak segala bentuk syirik (menyekutukan Allah) dan segala anggapan yang tidak layak bagi keagungan-Nya.
Bagian IV: Uji Pemahaman Terpadu
Pada bagian ini, soal akan menguji kombinasi dari beberapa aspek yang telah dipelajari.
Contoh Soal 12: Soal Pilihan Ganda Terpadu
Soal:
Perhatikan lafal berikut: وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
-
Hukum bacaan Nun Sukun pada lafal "مِنَ" adalah…
a. Idzhar Halqi
b. Idgham Bigunnah
c. Idgham Bilaghunnah
d. Iqlab -
Hukum bacaan Lam Ta’rif pada lafal "السَّمَاءِ" adalah…
a. Lam Syamsiyah
b. Lam Qomariyah
c. Lam Harfi
d. Lam Ta’rif -
Mad apakah yang terdapat pada lafal "مَاءً"?
a. Mad Thabi’i
b. Mad Wajib Muttasil
c. Mad Jaiz Munfashil
d. Mad Badal -
Jika lafal "وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً" ditulis dalam bentuk rangkaian kata, maka yang paling tepat adalah…
a. Wa an-zala minas samā’i mā’an
b. Wa anzal minas samā’i mā’an
c. Wa anzala min as-samā’i mā’an
d. Wa anzala minas samā’i mā’an
Jawaban dan Pembahasan:
-
Jawaban: b. Idgham Bigunnah
- Pembahasan: Nun sukun (pada ‘min’) bertemu dengan huruf ‘mim’ (pada ‘as-sama’i’ – meskipun ditulis ‘mina’ sebagai contoh, konteksnya adalah ‘min as-samai’). Mim adalah salah satu huruf Idgham Bigunnah (ي، ن، م، و).
-
Jawaban: a. Lam Syamsiyah
- Pembahasan: Lam Ta’rif (ال) bertemu dengan huruf ‘sin’ (س) yang bertasydid. Huruf ‘sin’ termasuk huruf Syamsiyah. Lam tidak dibaca dan dilebur ke huruf ‘sin’.
-
Jawaban: d. Mad Badal
- Pembahasan: Lafal ‘mā’an’ memiliki hamzah yang berharakat fathah tanwin. Huruf mad (alif) di sini berfungsi sebagai pengganti hamzah yang asalnya berharakat fathah. Ini disebut Mad Badal. Mad Thabi’i terjadi jika fathah bertemu alif, namun pada ‘mā’an’ ada konteks tanwin. Mad Badal adalah jenis mad yang terjadi ketika ada hamzah sebelum huruf mad, atau sebaliknya. Dalam kasus ini, hamzah yang berhar


Tinggalkan Balasan